Cara Dahsyat Menjadi Penulis Hebat

Senin, 10 Mei 2010

DANA NASABAH PASTI KEMBALI

MARTAPURA, RABU - Lembaga Pemasyarakatan (LP) Anak Kelas IIA Martapura tak mau ketinggalan merayakan Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-46, Selasa (27/4). Mereka menggelar hiburan organ tunggal dengan mengundang empat biduan cantik di LP setempat.

Sebanyak 559 narapidana berbaur bergembira berjoget mengikuti alunan musik dangdut yang dinyanyikan para biduan. Sesekali, disertai teriakan dan tepuk tangan warga binaan naik keatas panggung menyumbangkan lagu yang kemudian diikuti jogetan sejumlah narapidana didepan panggung.

Tak terkecuali, Lihan yang terlihat duduk di barisan kursi terdepan. Mengenakan baju polo warna biru dan celana kain biru Lihan terlihat gembira. Sembari menghisap sebilah rokok di tangannya, sesekali dia bercanda dengan warga binaan lainnya.

Menurutnya, sebenarnya dia dulunya merokok tetapi semenjak 1995 kebiasaan tersebut sudah dihentikannya. Tetapi, setelah ditahanan dia kembali merokok karena sebagian besar tahanan merokok sehingga dia pun memutuskan untuk ikut merokok pula.

"Karena, kalau kita tidak merokok dan menjadi perokok pasif itu justru lebih berbahaya," ungkap Lihan sembari menatap kearah panggung digelarnya organ tunggal, Selasa (27/4).

Lihan mengaku, sudah betah berada di LP setempat malah dia merasakan lebih tenang tinggal disini. Saat ini, dia masih tinggal bersama 28 narapidana lainnya di ruang pengenalan lingkungan (Paneling).

Di ruang tersebut, sejak awal dia juga sudah berbaur dengan mereka. Tidak ada masalah, selama di LP, dia juga sudah dipercaya narapidana lainnya untuk menjadi imam. Kesempatan itu, dia pergunakan waktunya untuk kembali mengingat ayat-ayat Alquran yang telah dihafalnya sebanyak 15 juz.

"Setiap memimpin salat, saya baca ayat-ayat yang saya hafal. Sekaligus, itu untuk mengingat kembali ayat-ayat Alquran yang telah saya hafal," terang Lihan.

Diakuinya, bekal ilmu agama yang dimilikinya menjadi kekuatan baginya untuk menghadapi semua persoalan ini. Mungkin, tanpa dasar ilmu agama selama ini dia sudah stress. Bayangkan, dia ditahan dan harus berpisah dengan istri dan anak-anaknya kemudian terutama ketika ibundanya meninggal.

"Itu pukulan terberat bagi saya. Tetapi, berkat kekuatan iman serta keyakinan bahwa ini cobaan saya tetap bertahan dan Alhamdulillah saya sampai sekarang masih sehat," katanya.

Lihan mengaku sudah didatangi oleh kerabat-kerabatnya. Istrinya, Rabiatul Adawiyah juga rajin menjenguknya. Dia menghitung, ada tiga kali istri yang telah memberikan dua anak kepadanya itu menjenguknya bahkan yang terakhir cukup lama hampir satu jam istrinya menemuinya.

Terkait dengan uang nasabah yang diinvestasikan kepadanya, Lihan meyakinkan, bila keluar nanti dia bisa mengembalikannya. Sebelum dia dijemput anggota kepolisian, dia sebenarnya tengah menantikan pencairan dana tersebut. "Tetapi terlanjur diproses kepolisian sehingga tidak bisa menghentikan semua proses yang tengah ditunggu," katanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar